Tembok Berlin, dari Hidup dalam Ketakutan sampai Semangat Kebebasan
Tembok Berlin tidak hanya menggambarkan pemisahan antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Di Balik itu, terdapat kehidupan masyarakat kedua Jerman menemukan kebebasan mereka
        
            Tembok Berlin tidak hanya menggambarkan pemisahan antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Di Balik itu, terdapat kehidupan masyarakat kedua Jerman menemukan kebebasan mereka
        
            Seorang mahasiswa diharapkan untuk aktif bertanya di kelas atau pembelajaran. Namun, banyak dari mereka enggan melakukannya. Mengapa?
        
            Bambang Purwanto, dengan bahasa yang sederhana, mengingatkan kita bahwa sejarah tidak dapat dipandang hanya sebagai masa lalu.
        
            Berawal dari pertemuan dengan Kiai Sholeh Darat, Kartini menemukan pelita melalui agama Islam. Ini membuatnya menjadi seorang “Hamba Allah” yang taat pada prinsipnya memajukan pendidikan kaum bumiputera.
        
            Berawal dari proyek pada 1960-an, Terminal Senen menjadi salah satu terminal yang identik dan memiliki riwayat khas dengan kehidupan masyarakat Jakarta
        
            Media sosial menuntut penjaja konten sejarah untuk cepat. Kondisi ini sering membuat mereka mengabaikan aspek empati ketika menyajikan konten. Kondisi ini membuat mereka terlihat hanya mengejar “klik” semata.
        
            Keadaan masa kini merupakan kelanjutan masa lalu, dan perkembangan masa yang akan datang bertumpu pada masa kini. Untuk mengetahui masa lampau, masa kini, dan masa mendatang, seseorang diharapkan mempelajari sejarah.
        
            Penolakan perayaan Hari Valentine memiliki akar sejarah yang menarik. Ia tidak serta merta ditolak karena urusan maksiat semata pada mulanya. Ia ditolak karena tidak sesuai dengan Pancasila.
        
            Meski aturan menegnai pembangunan rumah ibadah telah mengatur dengan jelas, konflik dan sentimen antaragama masih terjadi di Indonesia. Aturan tersebut, alih-alih mendamaikan mereka, justru semakin memperuncing konflik yang ada
        
            Teto dan Atik menempuh jalan yang berbeda. Sebagai tentara KNIL, Teto mengharapkan kembali kedatangan Belanda ke Indonesia. Di sisi lain, Atik menggelorakan semangat merah-putih di tanah Republik. Akankah mereka bertemu?