PR KKP BRIN Gelar Webinar Mengulas Karya-Karya Ulama Indonesia
PR KKP BRIN menggelar webinar bertajuk Diskursus dan Nasihat Keagamaan, membahas berbagai karya ulama Indonesia yang belum terdata
PR KKP BRIN menggelar webinar bertajuk Diskursus dan Nasihat Keagamaan, membahas berbagai karya ulama Indonesia yang belum terdata
Naskah, suatu warisan kebudayaan dari nenek moyang kita, mengandung berbagai hal seperti agama, mitologi, sejarah, filsafat, dan sebagainya, yang kesemuanya itu dapat kita manfaatkan untuk kepentingan pembangunan bangsa dan negara
Penjabaran Karma Yoga yang diramunya dengan kehidupan modern secara bebas dan terbuka, tak pernah aus dimakan waktu. Di saat etos kerja diseru-serukan, kreativitas disulut, humaniora didengung-dengungkan, “suara” spiritual Tagore selayaknya dikenang kembali.
Dilihat dari segala tindakan yang harus dilakukan selama mementaskan wayang, seorang dalang adalah aktor tunggal bersosok kompleks.
Pada era digital ini, tak salah jika seorang pejabat negara memiliki pasukan khusus di dunia maya untuk membantu pemenangan atau mempromosikan keberhasilan. Tapi, ketika pejabat negara membiarkan pendengungnya bertindak kelewat batas, sudah selayaknya kita mempertanyakan autentisitas kepemimpinannya.
Tuhan di mata para penyair dapat berwujud sesuatu (gelar) yang diciptakan secara bebas dan kreatif. Gelar atau julukan Tuhan yang diciptakan oleh para penyair dalam beberapa aspek keluar dari kaidah-kaidah agama yang dianutnya.
Bagi generasi muda yang patriotik tidak ada alternatif kecuali melanjutkan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda [1928].
Lewat pelajaran sejarah dapat kita tanamkan, pendidikan humaniora yang lebih banyak. Bukan berarti pendidikan humaniora yang terpenting, tetapi ilmu dan humaniora harus diletakkan seimbang.
Kepala daerah merasa tidak membutuhkan pendampingan, begitu pula sebaliknya kepala daerah merasa bahwa eksistensi wakil belum sepenuhnya optimal. Menghadapi hal ini, wakil kepala daerah berada pada dua kemungkinan: diam dan terus menerima fasilitas yang menjadi hak mereka atau merasa malu dan mengundurkan diri dari posisi ini.
Meski sering diperdebatkan dengan Sarekat Dagang Islam, kehadiran Boedi Oetomo pada 1908 masih tetap kokoh sebagai tonggak pergerakan nasional yang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional setiap 20 Mei