Memaknai Kembali Peran Sejarah Lokal sebagai Bagian dari Identitas Lokal
Sejarah lokal perlu mendapatkan tempat terhormatnya kembali, dengan tetap mempertahankan lokalitas mereka, tak tercampur corak sejarah nasional
Rubrik opini yang menyajikan opini tajam dan kritis. Selami bagaimana Historical Meaning membentuk pandangan mengenai isu-isu terkini dengan perspektif yang tajam dan objektif
Sejarah lokal perlu mendapatkan tempat terhormatnya kembali, dengan tetap mempertahankan lokalitas mereka, tak tercampur corak sejarah nasional
Apakah Indonesia sudah menjadi bangsa yang besar? Secara luas, kita memang besar. Namun, secara kualitas, masih kalah jauh
Indonesia masih belum betul-betul merdeka. Budaya ndoroisme masih mengikat mentalitas manusia Indonesia, membuatnya menjadi berperilaku bak bangsawan kerajaan
Di kota, batasan antara mereka yang masih hidup dan mereka yang sudah meninggal bisa dikatakan tidak ada. Mereka yang hidup dapat beraktivitas di tempat yang telah meninggal. Kuburan menjadi tak ada harganya
Sejak kemerdekaan, bangsa Indonesia dibuat obsesi terhadap beras. Sikap obsesi ini berbuah petaka, karena masyarakat tidak dapat beralih ke sumber karbohidrat lain selain beras
Sebagian besar dari kita, masyarakat Indonesia, percaya begitu saja bahwa Pancasila merupakan sebuah ideologi yang mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara. Apa benar?
Konflik Israel-Palestina, yang kembali berkecamuk sejak tahun 2023 lalu, merupakan desakan bagi lembaga dunia dan negara-negara internasional untuk segera mewujudkan perdamaian berkelanjutan di tanah Palestina
Pendidikan tinggi menjadi sebuah ironi dalam upaya pemerintah Indonesia mewujudkan kesejahteraan. Ketika negara ingin masyarakat menempuh pendidikan tinggi, biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) terlalu mencekik keuangan mereka
Pembajakan buku masih menjadi penyakit dalam dunia perbukuan di Indonesia. Mahalnya harga buku membuat orang beralih ke buku bajakan yang lebih hemat di ongkos
Ungkapan “Vox Populi Vox Dei” perlu dimaknai kembali, karena suara mayoritas belum tentu menggambarkan sebuah kebenaran. Justru, ia dapat menimbulkan sebuah tirani mayoritas.