Dapatkah Kita Belajar dari Sejarah?

PERUBAHAN yang terjadi pada pribadi seseorang baik dalam bentuk pengetahuan maupun dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian, penghargaan, minat serta penyesuaian diri merupakan hasil dari belajar. Jadi belajar membawa suatu perubahan pada pribadi seseorang. Hal ini berarti bila seseorang belajar ia tidak sama lagi daripada saat sebelumnya karena ia lebih sanggup menghadapi kesulitan-kesulitan atau menyesuaikan diri dengan keadaan.

Keadaan masa kini merupakan kelanjutan masa lalu dan perkembangan masa yang akan datang bertumpu pada masa kini. Sehingga masa lampau bersangkut paut dengan masa kini maupun masa yang akan datang. Dan bila ingin mengetahui keadaan masa lampau, masa kini dan masa akan datang tak ubahnya suatu keinginan untuk mengetahui sejarah. Karena sejarah merupakan gambaran masa lalu. Lebih lanjut dapat dinyatakan bahwa sejarah menggerakan manusia disepanjang masa dan sebaliknya manusiapun dapat menggerakkan sejarah: oleh karena manusia bertindak sebagai penentu sejarah. Dengan kata lain manusia memegang peranan penting didalam sejarah baik ia sebagai subyek maupun ia sebagai obyek. Bila manusia bertindak sebagai subyek didalam sejarah maka sejarah yang dihasilkan tak lepas dari kepribadian serta pandangan hidup dan idiologi yang dianutnya.

Munculnya sejarah serba subyek merupakan akibat dari data dan fakta yang telah diinterpretasikan oleh penulis sejarah. Dengan diinterpretasikannya data dan fakta, maka difinisi sejarahpun menjadi berbeda-beda; seperti Pengertian sejarah menurut Drs. Sidi Gazalba dalam bukunya “Pengantar Sejarah sebagai [I]lmu” mengatakan sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai mahluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian tentang apa yang telah berlalu itu.

Ilustrasi orang membuka buku kuno, courtesy of Gramedia

Sedangkan pengertian sejarah menurut Prof. Dr. H Roeslan Abdulgani dalam bukunya “Penggunaan Ilmu Sejarah” mengatakan, sejarah ialah salah satu cabang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan dimasa lampau beserta segala kejadian-kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan perbendaharaan – pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah progres masa depan.

Baca Juga  Tagore: Penyair dan Yogi

Sebagai bahan perbandingan tentang difinisi sejarah ada baiknya kalau diperhatikan pula apa yang terdapat dalam Ensiklopedi dan kamus asing yang terkemuka, New American Encyclopedia terbitan 1958 menyatakan bahwa pengertian sempit sejarah meliputi kegiatan-kegiatan manusia, yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa tertentu, ditempatkan dalam relasi kronologis antara yang satu dengan yang lain.

Berpijak dari difinisi diatas maka sejarah merupakan cabang ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk belajar karena difinisi diatas mengandung pengertian “gambaran masa lampau, kegiatan-kegiatan manusia yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa tertentu, serta cabang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistimatis keseluruhan perkembangan masyarakat dan kemanusiaan[”]. Yang pada hakekatnya setiap individu terlibat dalam peristiwa-peristiwa baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Bila terlibat langsung dalam penelitian mereka akan merasakan manfaatnya secara langsung pula, dan hasil penelitiannya mereka akan dapat memilih secara selektif; Dalam artian mereka akan memanfaatkan yang baik-baik saja. Dan apabila hasil penelitian saat itu merugikan masyarakat sudah tentu hal yang demikian patut disingkirkan. Agar tidak terulang lagi pada masa kini maupun masa mendatang. Dengan demikian suatu kesalahan tidak terjadi dua kali. Di lain pihak kebaikan-kebaikan di masa lampau dapat dijadikan contoh untuk bertindak dimasa kini maupun masa mendatang.

Ilustrasi foto orang-orang pada masa lampau, courtesy of Vocasia

Dengan berpedoman pada masa lampau sesungguhnya seseorang dapat bertindak bijaksana atau seseorang dapat mengubah kebiasaan, sikap pengertian, minat, penghargaan serta pengetahuan yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang seperti inilah yang merupakan hasil dari pada belajar. Bila seseorang belajar dari kejadian-kejadian masa lampau yang bersangkut paut dengan masa kini maupun dengan masa yang akan datang, maka ia dapat dinyatakan belajar dari sejarah. Jadi dalam hal ini seseorang dapat belajar dari sejarah atau seseorang dapat belajar dari kejadian-kejadian pada masa lampau untuk bertindak lebih bijaksana.

Baca Juga  Sekali Lagi tentang Humaniora

Sumber:
I Ketut Undi. “Dapatkah Kita Belajar dari Sejarah?” dalam Bali Post. 25 April 1983. hlm. 4.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *