Pertobatan Ekologis, Sebuah Seruan untuk Kembali Menyayangi Alam
Melalui pertobatan ekologis, umat manusia diajak untuk kembali menyayangi alam semesta, yang selama ini telah dicerai-berai oleh kerakusan dan ketamakan
Melalui pertobatan ekologis, umat manusia diajak untuk kembali menyayangi alam semesta, yang selama ini telah dicerai-berai oleh kerakusan dan ketamakan
Pada mulanya, urusan seksualitas adalah pembicaraan publik di Jawa. Lambat laun, masyarakat Jawa mengubah pandangan tersebut menjadi privat, dibatasi ruang-ruang pribadi yang khusus
Bagi seorang Immanuel Kant, insan yang tercerahkan adalah mereka-mereka yang memiliki kemampuan untuk menggunakan akalnya sendiri. Sudahkah kita berbuat demikian?
Indonesia masih belum betul-betul merdeka. Budaya ndoroisme masih mengikat mentalitas manusia Indonesia, membuatnya menjadi berperilaku bak bangsawan kerajaan
Hakikat Tuhan, salah satu karya Cicero, menyajikan perdebatan antara kelompok Epikurean dan Stoik mengenai sosok Tuhan. Menjadi karya terbaik zaman klasik, buku ini mengabadikan perdebatan tersebut secara mengesankan
Teto dan Atik menempuh jalan yang berbeda. Sebagai tentara KNIL, Teto mengharapkan kembali kedatangan Belanda ke Indonesia. Di sisi lain, Atik menggelorakan semangat merah-putih di tanah Republik. Akankah mereka bertemu?
Buku “Rumah Kertas” tidak haya menggambarkan hubungan antara manusia dan buku sebagai relasi antara makhluk hidup dan mati. Dalam novel ini, buku digambarkan sebagai sesuatu yang hidup dan memiliki jiwa
Sebagian besar dari kita, masyarakat Indonesia, percaya begitu saja bahwa Pancasila merupakan sebuah ideologi yang mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara. Apa benar?
Bagi banyak dari kita, manusia adalah makhluk sosial. Namun, bagi Thomas Hobbes, kita adalah makhluk yang antososial. Mengapa Hobbes berpendapat demikian?
Melalui “Matinya Sokrates”, pembaca menyelami kebahagiaan Sokrates yang tidak takut akan kematian. Meski ajal, yang perlahan namun pasti, menyambutnya, ia tetap senang dan tetap berfilsafat