BDG Connex sukses menggelar acara pembukaan “Bandung Art Month ke-6” di Sanggar Olah Seni Babakan Siliwangi (SOS Baksil), Jalan Siliwangi No.7, Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Acara pembukaan ini berlangsung pada Minggu, 20 Agustus 2023, pukul 15.00 WIB bertepatan dengan pembukaan pameran seni rupa “Self Portrait #2 Ingsun” di Galeri Sanggar Olah Seni.
BDG Connex merupakan inisiasi bersama oleh para penggiat dan pelaku seni rupa di Kota Bandung yang menyajikan pameran, lokakarya, dan diskusi seni rupa dengan berbagai ragam kemungkinan interaksi-aksi hubungan antar personal, sosial, dan kultural. Melalui situs BDG Connect yang bisa diakses di https://bdgconnex.net/, para seniman sampai pelaku seni bisa meng-upload kegiatan mereka di sana.
Tema yang diusung dalam acara “Bandung Art Month ke-6” ini adalah “Menang” yang merupakan suatu ungkapan keberhasilan bangsa dalam melewati masa-masa sulit akibat berbagai pembatasan ruang gerak masyarakat atas pandemi Covid-19. “Menang” juga berkaitan dengan sikap optimis dalam kehidupan masyarakat, serta pertumbuhan kegiatan seni dan budaya yang kian marak akhir-akhir ini.
“Bandung Art Month” merupakan event tahunan yang diselenggarakan bersama-sama dengan komunitas seni rupa yang ada di Bandung Raya. Dalam pelaksanaannya, event ini didasari oleh inisiatif dan diproduksi oleh setiap para pelaku atau organisasi venue-nya sehingga “Bandung Art Month” merupakan model penyelenggaraan yang terbuka dengan sistem keorganisasian yang organik.
Pemerintah pusat sangat mendukung kegiatan yang diprakarsai oleh BDG Connex ini. Melalui video singkat yang diterima awak Pratama Media News, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno mengajak seluruh masyarakat Jawa Barat untuk memeriahkan kegiatan “Bandung Art Month ke-6”.
“Semoga kegiatan ini terus membangkitkan semangat para pelaku seni dan Parekraf, berdampak positif pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, serta menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya,” ujar Sandiaga.
Pada 2003 ini “Bandung Art Month” telah terpilih menjadi bagian dari 100 event di seluruh Indonesia dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Inonesia, “Karisma Event Nusantara (KEN) 2023”. Kegiatan “Bandung Art Month ke-6” ini rencananya akan berlangsung selama sebulan penuh (20 Agustus – 20 September 2023) di berbagai tempat di Kota Bandung.
Pembukaan “Bandung Art Month ke-6”
Pembukaan acara “Bandung Art Month ke-6” ini berjalan dengan ancar dan meriah. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya tamu undangan dan masyarakat pecinta seni yang hadir di sekitar lokasi acara. Tempat duduk yang tersedia dipenuhi para tamu undangan. Sebagian lagi berdiri di seputar area sambil mengamati prosesi acara pembukaan yang sedang berlangsung.
Selain dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung,Arief Syaifudin, juga dihadiri perwakilan dari Kemenkraf, perwakilan dari Disbudpar Jawa Barat, dan Ketua BDG Connex, Rifky Goro Effendy, serta para seniman Bandung Raya, di antaranya Basuki Bawono, Licka, Zufli Akmansyah (Bank Zoel), Mariska Lubis, R. Cahyadi, M. Noor, dan lain-lain.
Pada kesempatan tersebut Kurator Pameran Seni Rupa “Self Portrait #2 Ingsun”, Rizki Luthfi Wiguna menjelaskan bahwa pameran tersebut menjadi pembuka dari serangkaian acara “Bandung Art Month ke-6” dengan mengusung tema portait wajah seniman itu sendiri.
“Ada 150 karya yang hadir pada pameran kali ini dengan berbagai permasalahan dan ide yang nampak dari raut wajah karyanya. Entah permasalahan personal atau menceritakan hal yang di luar dirinya. Melalui wajah-wajahnya para seniman mencoba mengekspresikan karya di atas bidang 30 cm x 30 cm,” ujar Rizki.
Menurut Rizki, ada empat pembeda yang bisa dilihat dari 150 karya yang dipamerkan. Pertama, memperlihatkan identitas senimannya secara utuh, tanpa ada beban apapun, baik dari sisi ketampanan, kecantikan, atau merekam dirinya sebagai dokumentasi pribadi.
Kedua, karya yang ditampilkan memperlihatkan kecenderungan berbagai teknik dan cara memvisualisasikan wajahnya, tanpa menghilangkan identitas wajah senimannya secara utuh.
Ketiga, hubungan antara portrait diri seniman dengan berbagai hal, situasi atau kondisi yang sedang berlangsung saat ini. Mungkin terkait tentang sejarahan kehidupan pribadinya.
Keempat, mengarah pada percampuran ide portrait diri dengan masalah hari ini, seperti keterlibatan dirinya dengan makhluk sosial.
Sementara itu dalam kata sambutannya, Kepala Disbudpar Kota Bandung,Arief Syaifudin mengatakan bahwa event ini merupakan salah satu aset kepariwisataan. Arief juga mengucapkan terima kasih kepada pihak penyelenggara “Bandung Art Month” yang telah berhasil membuat event ini dikenal sampai ke tingkat pusat.
“Ternyata pada ‘Bandung Art Mont’ ini ada sejumlah potensi karya-karya yang bisa tersampaikan. Kegiatan ini ke depannya bisa kita kolaborasikan dengan art-nya yang lain sehingga ini bisa menjadi kekuatan bagi daya tarik wisata yang bisa tersampaikan semua potensi yang ada di Kota Bandung,” ujar Arief lebih lanjut.
Menurut Arief, sudah dipastikan “Bandung Art Month” ini betul betul memiliki daya tarik dan kekuatan tersendiri sehingga keberadaanya sudah diakui oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Arief berharap event-event yang diselenggarakan BDG Connex ini bisa terasa dan tersampaikan kepada masyarakat luas dengan keberadaan potensi karya yang saat ini dilihatnya mempunyai daya tarik yang tersendiri yang menjadi kekuatan pariwisata.
“Semoga melalui event ‘Bandung Art Month’ tahun 2023 ini, seni rupa semakin menjadi daya tarik khusus sehingga Kota Bandung lebih sering dikunjungi oleh wisatawan lokal, nasional, dan manca negara sebagai pencipta karya seni,” pungkas Arief.
Pameran seni rupa “Self Portrait #2 Ingsun”
Menurut informasi dipetik dari laman http://bgdconnect.net, kata “insun” dalam Bahasa Sunda atau Ingsun dalam Bahasa Jawa memiliki makna “Aku”. Kata Ingsun dalam ranah spiritual merupakan ungkapan sebagai proses perjalanan hidup manusia sampai pada titik “mengenal diri”.
Dalam proses mengenal Ingsun, seseorang akan membaca dirinya dari dalam maupun luar dirinya sehingga dia bisa menyimpulkan keberadaan (Aku/Insun). Dengan kata lain memahami ingsun adalah mengenal lingkungannya juga.
Keberadaan Ingsun harus diikuti dengan kehadiran wajah yang menjadi bagian dari raga. Juga sebagai penanda kehadirannya, sekaligus objek identifikasi paling mudah dalam medan sosial. Melalui raut wajah, kita bisa mengetahui kondisi seseorang, meskipun tidak mengetahui secara utuh. Namun, setidaknya raut wajah menjadi pintu gerbang untuk memahami lebih lanjut dalam upaya mengenal “Aku” dalam diri.
Pada event pameran seni rupa “Self Portrait #2 Ingsun” kali ini, upaya penggambaran potret diri tidak hanya difungsikan sebagai dokumentasi wajah para perupa semata, tetapi “wajah” menjadi sarana untuk mencatat hal-hal lain sehingga melalui wajah yang hadir dalam sebuah karya. Bisa dikatakan merupakan penyampaian identitas seniman sebagai representasi dari akumulasi pengalaman, pandangan, lingkungan, dan latar belakang sang seniman.
Tamu undangan dan masyarakat umum yang hadir untuk menyaksikan pameran seni rupa tersebut begitu antusias ingin melihat dari jarak dekat goresan para perupa yang terpatri lewat karya lukisan berupa potret mereka. Puluhan orang saling berdesakan masuk ke ruang galeriyang tidak begitu luas. Mereka terlihat penasaran melihat ratusan lukisan potret diri yang terpampang di dinding dengan berbagai ekspresi.
Terkait event pameran seni rupa “Self Portrait #2 Ingsun”, Ketua Sanggar Olah Seni Babakan Siliwangi (SOS Baksil) periode 2020-2023, Susentono atau akrab disapa Tono mengatakan, “Hari ini kita menyelenggarakan event pameran Self Portrait yang kedua. Event ini terkoneksi dengan Bandung Connect atau ‘Bandung Art Month’ dimana dalam satu bulan ini Bandung mengadakan beberapa event di beberapa value. Nah, salah satunya (red: dibukanya) “Self Portrait” di Sanggar Olah Seni sebagai penanda dibukanya ‘Bandung Art Month’ yang keenam ini.”
Menurut Tono, tema yang diusung dalam pameran seni rupa ini adalah potret diri para seniman yang ikut serta dalam pameran “Self Portrait #2 Ingsun”. Lebih dari 120 seniman ikut serta dalam pameran tersebut. Mereka terdiri dari seniman Kota Bandung dan beberapa seniman tamu dari luar daerah.
Tono menambahkan semua peserta wajib melukis potret diri mereka di atas media kanvas atau kertas dengan dimensi 30 cm X 30 cm, ”Kalau tahun lalu 30 cm X 40 cm, tahun ini 30 cm X 30 cm. Medianya bebas, mau kertas, mau kanvas atau mau apapun boleh saja yang penting dua dimensi dengan ukuran 30 cm X 30 cm.”
Selain dipamerkan selama sebulan penuh (20 Agustus-20 September 2023), karya yang dipamerkan juga dijual dan terbuka untuk dikoleksi para kolektor atau pecinta seni.
“Ya kalau ada yang minat, kita jual. Tahun lalu kita juga bikin ‘Self Portrait’ (red: pameran). Ada lima karya yang terjual,” tambah Tono penuh semangat.
Pameran “Self Portrait #2 Ingsun” ini bisa disaksikan oleh masyarakat pecinta seni di Kota Bandung dan sekitarnya setiap hari, mulai pukul 09.00 -17.00 WIB.
“Kecuali momen acara pembukaan hari ini bisa sampai malam karena manjadi ajang silaturahmi seniman Bandung. Bahkan, saya lihat banyak juga teman-teman kita dari luar kota datang ke sini,” ungkap Tono sambil tersenyum sumringah saat kemarin diwawancarai awak Pratama Media News.
Tono terlihat gembira atas terselenggaranya “Bandung Art Month ke-6” dan pameran seni rupa “Self Portrait #2 Ingsun” di SOS Baksil.
“Alhamdulillah Sanggar Olah Seni senantiasa aktif dan kontinyu mengadakan pameran dan memang ini sudah normal (red: dari pandemi covid-19) dan Bandung lebih padat acara-acara keseniannya,” jelas tono dengan nada bangga.
Dengan adanya kegiatan pameran seni rupa tersebut, Tono berharap dapat membuka peluang bagi karya para seniman untuk diapresiasi oleh masyarakat sehingga dapat meningkatkan keejahteraan mereka.
“Ada event ini diharapkan ada kolektor atau interaksi, terutama ada juga perhatian yang lebihlah dari dinas-dinas terkait (red: pemerintah) dengan event-event seperti ini. Jujur saja di Bandung bisa dikatakan kurang, terutama Sanggar Olah Seni kita masih swadaya. Selama 40 tahun kita swadaya dengan event-event kita udunan (red:Bahasa Sunda: patungan) seniman dan simpatisan,” ungkap Tono dengan nada prihatin.
Mantan Sekretaris SOS pada era kepemimpinan Ketua SOS Syarif Hidayat ini menutup obrolan dengan awak Pratama Media News dengan mengatakan bahwa seniman itu punya tujuan mengedukasi masyarakat yaitu bagaimana caranya agar masyarakat itu bisa peduli terhadap seni atau bisa mengapresiasi suatu karya seni.
*Berita ini telah diterbitkan Pratama Media News dengan judul BDG Connex Sukses Gelar Pembukaan “Bandung Art Month ke-6” di Sanggar Olah Seni Babakan Siliwangi Bandung