Sejarah Lokal: Manifestasi Kearifan Masyarakat Desa

Penelitian sejarah lokal

Akhir-akhir ini, kajian sejarah lokal diminati dengan baik. Bahkan, ia menggebu-gebu untuk disajikan.

Di sudut lain, kajian sejarah lokal memang menarik dan membutuhkan ragam referensi agar bisa disajikan dengan optimal. Berangkat dari perihal tersebut, sejarah lokal perlu didukung dengan ilmu bantu, teori, analisis, metodologi, dan multi kajian agar objek dapat digali potensinya.

Mengutip dari buku Kuntowijoyo berjudul Pengantar Ilmu Sejarah, banyak contoh sejarawan bukanlah orang yang memang terdidik untuk menjadi sejarawan. Penulis sejarah dapat datang dari mana saja. Wartawan, guru, politisi, sastrawan, dan pendeta boleh saja menulis sejarah.

Kuntowijoyo (1943-2005), sejarawan UGM yang menyatakan bahwa sejarawan bisa berasal dari mana saja, courtesy of Kompasiana

Mengkaji sejarah lokal wilayah desa, sebagai seorang sejarawan, tidak luput dari peristiwa sudah terjadi, utamanya terkait dengan kejadian secara sosial, budaya, religi, human, dan lainnya. Hal ini menjadikan kajian lokal semakin hidup, sebagai pengetahuan kedesaan. Hal-hal penting yang dapat digali potensi kedesaannya, yang sering dikaji, adalah peristiwa asal usul babad desa.

Bagian yang mendasar dari desa patut mendapatkan perhatian, terutama tinggalan dari leluhur. Tentu, kita sering menjumpai tinggalan dari leluhur terbengkalai (punden, makam kuno, dan sebagainya). Ada pula peninggalan yang masih dirawat dengan baik oleh sesepuh desa. Tinggalan tersebut menjadi bagian dari proses membangun peradaban hidup.

Penggalian potensi kesejarahan menjadi topik menarik untuk digali dengan kearifan lokal, terutama nilai-nilai keagungan leluhur ketika berproses membabad desa. Kearifan lokal yang terdapat di lingkungan desa perlu digali sebagai identitas kedesaan. Cara untuk merawat dan meruwat kearifan lokal tersebut yaitu dengan menulis, membaca, dan memahami.

Potensi kearifan lokal di masyarakat desa menentukan sikap bagi generasi berikutnya ketika mengembangkan kehidupannya. Kesadaran tersebut sedikit tertanam dalam benak lintas generasi sehingga tinggal mewujudkan modifikasi dalam berproses hidupnya. Agar tidak jatuh pada lubang yang sama seperti para pendahulu, generasi berikutnya perlu mempelajari sejarah agar menjadikan hidup mereka lebih berhati-hati.

Masyarakat Desa dan Kearifan Lokal

Masyarakat desa adalah kumpulan masyarakat yang berada di lingkungan desa, didukung dengan sistem pemerintahan desa, memiliki identitas kemanusiaan, serta didukung sistem kebudayaan. Hal yang tidak boleh dikesampingkan adalah daya dukung perekonomian di lingkungan masyarakat. Masyarakat desa juga tidak luput juga memiliki nilai-nilai religius ketika menjalani kehidupan.

Baca Juga  Ironi Pendidikan Indonesia: Guru Enggan Menyentuh Buku, Murid Apalagi

Menurut Murtadha Muthahhari dalam buku Masyarakat & Sejarah: Pandangan Dunia Islam Tentang Hakikat Individu dan Masyarakat dalam Gerakan Sosial Berbasis Agama, masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan kolektif.

Ragam kehidupan masyarakat desa, baik disadari ataupun tidak, telah mewujudkan jati diri sebagai manusia normatif. Menjalani hidup dengan konsep yang dianutnya adalah cerminan mutlak suatu peradaban kehidupan.

Ilustrasi masyarakat desa dengan segala kearifannya, courtesy of InsideNTB.com

Patut untuk disadari adalah kehidupan yang sekarang kita jalani, tidak luput dari keberadaan kehidupan yang sudah berlalu. Perihal tersebut patut diperhatikan, bahwa para pendahulu juga memiliki peran serta peranan penting dalam menanam peradaban hidup. Untuk itu, perlu adanya pengetahuan masa lalu yang sudah pernah terjadi.

Sejarah masyarakat desa tidak ubahnya suatu rangkaian peradaban hidup ketika menjalani di lingkungan desa. Segala bentuk tatanan di masyarakat desa memiliki keunikan untuk bisa dikaji, salah satunya adalah sejarah lokal. Masyarakat desa bisa menjadi bagian objek kajian yang memberikan nilai-nilai pendidikan, kemanusiaan, religius, dan lain sebagainya. Untuk itu ragam pengamatan dari sudut pandang masyarakat desa, dapat ditempatkan sebagai wawasan ilmu pengetahuan.

Studi dan pengamatan mengenai peradaban masyarakat desa dapat dikerjakan, seperti: sejarah, sosial, budaya, politik, agraria, konflik, dan lainnya. Bukan hanya menempatkan masyarakat desa sebagai objek permasalahan, tetapi juga keberadaan masyarakat dan lingkungannya telah melahirkan tinggalan peradaban pada zamannya yang patut dijadikan media pendidikan.

Masyarakat desa dan lingkungan mereka membangun peradaban, yang pada hakikatnya,  menyuguhkan kearifan lokal. Kita perlu mencari kajian baru agar dapat menghadirkan narasi-narasi yang dapat membangkitkan khazanah pengetahuan yang tidak saklek atau menjenuhkan tentang masyarakat desa.

Sejarah Lokal dan Masyarakat Desa

Sering dikemukakan, masyarakat dan lingkungan menjadi bagian pembangunan peradaban hidup. Tinggalan masa lalu dijadikan narasi yang baik, ketika suatu zaman mengalami perubahan.

Baca Juga  Mengapa Masyarakat Indonesia Alergi terhadap Filsafat?

Peranan tinggalan tersebut tidak lain sebagai manifestasi pengetahuan sejarah lokal. Dalam beberapa tahun ke depan, keberadaan bendawi, kisah tutur lisan, dan sejenisnya, memiliki arti penting pada dunia pendidikan (ilmu pengetahuan).

Kajian masyarakat desa memiliki daya tarik untuk dinarasikan. Berbagai kajian tentangnya menggambarkan dinamika hidup yang telah terjadi pada masanya. Memperhatikan, mengamati, mengkaji, meneliti, dan menuliskan, merupakan tindakan yang memberi penggambaran hidup masyarakat desa.

Kunjungan ke candi, sebagai bagian dari penelitian sejarah lokal, courtesy of Patembayan Citralekha

Keberadaan tinggalan yang masih ada, dapat dijadikan bahan tulisan tutur sejarah, sesuai dengan tema kajian. Memperbanyak narasi-narasi terkait sejarah lokal yang ada di masyarakat desa tidak ada salahnya. Ia justru mendukung sinergi pendokumentasian peradaban manusia.

Menurut pendapat Abdul Syukur Al Azizi dalam buku Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, peradaban adalah suatu proses perubahan cara hidup manusia. Dalam hal ini, kemajuan yang dicapai meliputi aspek bahasa, kesenian, ilmu pengetahuan, sosial, politik, hukum, dan agama. Dalam prosesnya, peradaban berjalan secara berangsur-angsur dalam kurun waktu yang sangat lama.

Patut disadari bagi lintas generasi, kehidupan masa lalu para pendahulu dapat diambil hikmahnya, sebagai efek mempelajari sejarah. Tutur tulis dengan apa adanya, dengan kajian dan pengamatan, yang terdapat di lingkungan masyarakat, tentu dijadikan bahan evaluasi diri setiap generasi.

Sejarah, sebagai narasi yang sudah terjadi di masa lalu, dapat menjadi bahan referensi perjalanan hidup ke depan. Jangan sampai menolak masa lalu. Peristiwa yang menyakitkan pun dapat dijadikan bahan efek belajar dari sejarah, untuk ke depannya agar lebih berhati-hati ketika menyikapi permasalahan hidup.

Sejarah yang ditemukan kembali, menghadirkan suguhan narasi yang objektif, terkontrol, dan menempatkan pada porsi kajiannya. Oleh sebab itu, sejarah lokal sebagai wacana pengetahuan bagi setiap generasi agar tidak lupa bahwa peristiwa sejarah dapat diambil hikmahnya. Dalam hal ini, kita belajar pengetahuan dan kehidupan melalui sejarah lokal pedesaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *