Riwayat Orang Zutt, Apa Benar Mereka Menurunkan Orang Gipsi?

Orang Gipsi

Pada Juni 2021 lalu, seorang Romani (Gipsi) bernama Stanislav mengalami tindakan kekerasan oleh polisi di Republik Ceko. Melansir pemberitaan The Guardian, pada mulanya Stanislav berusaha untuk mengintervensi seseorang yang berupaya merusak sebuah kendaraan. Namun, polisi yang baru tiba salah mengira jika Stanislav yang merusak kendaraan tersebut.

Seperti kekerasan yang dialami George Floyd di Amerika Serikat, leher Stanislav ditekan oleh para polisi tersebut menggunakan lutut mereka. Ketika ambulans tiba untuk menyelamatkan nyawa Stanislav, ia tidak beruntung. Ia meninggal ketika sudah berada di dalam ambulans tersebut.

Stanislav, pemuda Romani yang meninggal akibat kekerasan yang dilakukan oleh polisi Republik Ceko, courtesy of Romea.cz

Kekerasan yang dialami Stanislav merupakan satu contoh bahwa kaum Romani masih mengalami kekerasan dan diskriminasi. Diskriminasi atau perlakuan tidak enak terhadap orang Gipsi tidak hanya terjadi di masa kini, tetapi telah terjadi pada masa silam. Sebagai contoh, pada Perang Dunia II, sebagaimana dikutip melalui Gypsies and the Holocaust oleh Sybil Milton, sekitar 2.800 orang Romani Jerman dan Sinti dideportasi, dan menemui ajalnya di van berisi gas beracun.

Tindak kekerasan yang dialami orang-orang Romani di Eropa, sedikit banyak dipengaruhi oleh asal-muasal mereka, yang diduga memiliki hubungan dengan orang Zutt. Bagaimana kisah mereka, sejak awal hingga dianggap sebagai cikal-bakal orang Gipsi?

Asal-Muasal Orang Zutt

Menurut Michael Jans de Goeje dalam buku Mémoire sur les migrations des Tsiganes à travers l’Asie, leluhur orang Romani atau gipsi adalah orang Zutt (Jat). Orang Zutt merupakan masyarakat yang mendiami beberapa wilayah di Pakistan, tepatnya di wilayah yang dikenal sebagai As-Sind dalam tradisi Islam.

Dalam sumber-sumber non-Islam, orang Zutt disebut sebagai orang Mid atau orang Jat. Mereka adalah suku seminomaden yang kerap membajak kapal dagang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Menurut Hugh Kennedy dalam The Great Arab Conquest, disebutkan bahwa mereka adalah petani yang menggunakan kerbau asia (water bufallo) untuk mengolah tanah rawa dekat sungai Indus dan menanaminya dengan tebu.

Baca Juga  Reconquista, Terusirnya Islam dari Andalusia

Menurut de Goejo melalui The Great Arab Conquest, sebagian orang Zutt dipindahkan ke selatan Irak pada masa pemerintahan Bahram Gur (berkuasa 420-438 Masehi), syah Sassania. Mereka dipindahkan untuk menghibur warga Sassania dengan musik dan kesenian lokal mereka. 

Sekelompok petani Jat (dikenal sebagai Zutt dalam teks berbahasa Arab) pada abad ke-19, courtesy of Linguistica Indica

Menurut Hamza Al-Isfahani melalui Khalil ‘Athamina dalam artikel Non-Arab Regiments and Private Militias During the Umayyād Period, disebutkan bahwa Bahram Gur menulis surat kepada raja India untuk mengirimkan para penyanyi. Raja India, yang tidak disebutkan namanya tersebut, kemudian mengirim dua belas ribu orang kepada Bahram Gur.

Namun, menurut Al-Bukhari dan al-Baihaqi melalui buku Al-Khudhari, Bangkit dan Runtuhnya Daulah Abbasiyah, berpendapat lain. Mereka berpendapat bahwa orang Zutt berasal dari Sudan dan merupakan sekelompok penyembah berhala. Pendapat Al-Bukhari dan Al-Baihaqi hingga kini masih belum dapat diverifikasi, mengingat bukti yang lebih kuat menunjukkan bahwa orang Zutt berasal dari Asia bagian selatan, bukan Sudan.

Di sisi lain, Ibnu Khaldun dalam Al-Khudhari, dituliskan bahwa orang Zutt adalah suatu kaum yang terdiri atas percampuran beberapa ras yang menguasai jalanan Bashrah. Mereka menyebabkan kekacauan, menyebabkan kerusakan negara.

Pertemuan Orang Zutt dengan Islam

Persentuhan awal orang Zutt dengan Islam dimulai ketika Muhammad bin Qasim, seorang panglima perang Umayyah yang bertugas di As-Sind, menggunakan tenaga orang Zutt dalam pasukannya. Menurut Hugh Kennedy dalam The Great Arab Conquests serta Al-Baladzuri dalam buku Futuhul Buldan, terdapat empat ribu orang Zutt yang bergabung dengan pasukan Muhammad bin Qasim, memperkuat pasukannya.

Persentuhan antara orang Zutt dengan Islam juga memaksa mereka untuk berpindah tempat tinggal. Mereka mulai dipindahkan ke Irak, seiring dengan penaklukan pasukan Muslim atas Lembah Indus. Mereka memang telah menempati Irak pada masa Sassania, tetapi kehadiran Islam mendorong perpindahan yang lebih masif.

Baca Juga  Kisah Si Badang dan Awal Terciptanya Batu Ampar

Selain memindahkan mereka dari kampung halamannya, sebagian orang Zutt juga dipindahkan pemerintah Umayyah ke dataran panas di sekitar Antiokhia di utara Suriah. Mereka dipindahkan bersama kerbau air yang selalu menemani kehidupan mereka. 

Hubungan orang Zutt dengan Islam tidak hanya digambarkan dalam wujud perpindahan populasi. Pada masa Abbasiyah, orang Zutt pernah memberontak terhadap pemerintahan Khalifah Al-Makmun. Menurut Al-Khudari, selama terjadi konflik antara Muhammad Al-Amin dan Al-Makmun, orang Zutt sempat menguasai jalanan Bashrah. Dalam konteks ini, Al-Khudari terpengaruh dengan pandangan Ibnu Khaldun.

Wilayah dari Makram dan Turan hingga Mansura, tanah yang menjadi asal-muasal orang Zutt, courtesy of Wikipedia

Ketika kondisi sudah mulai stabil, Al-Makmun mengirimkan Isa bin Yazid Al-Jaludi, seorang panglimanya, untuk memerangi orang Zutt. Usaha tersebut mengalami kegagalan.

Berikutnya, Al-Makmun mengangkat Dawud bin Masijur sebagai pemimpin yang akan menumpas orang Zutt. Ia memerangi orang Zutt di Bashrah, Tigris, Yamamah, dan Bahrain.

Pemberontakan orang Zutt tak kunjung padam. Al-Mu’tashim, pemimpin Abbasiyah berikutnya, memerintahkan Ajif bin Anbasah untuk menumpas mereka. Dalam kesempatan ini, pemberontakan orang Zutt berhasil ditumpas. Terdapat 27.000 orang Zutt yang berhasil ditawan oleh Ajif. 

Para tawanan orang Zutt dibawa ke Za’faraniyah selama beberapa hari, sebelum dipindahkan ke Bagdad. Di Bagdad, mereka diserahkan kepada Bisyr bin As-Samida’, untuk dibawa menuju Khaniqin, dan berikutnya ke Ain Zarbah.

Menurut Ibnul Atsir melalui Al-Khudhairi, pada pemerintahan Al-Mutawwakil, pasukan Romawi Timur menyerang Ain Zarbah dan menawan semua orang Zutt. Pendapat tersebut juga diungkapkan oleh Hugh Kennedy

Menurut Kennedy, terdapat orang Zutt di Konstantinopel pada abad ke-11. Dalam bahasa Yunani, mereka disebut sebagai Atsinganoi. Tetapi, orang-orang Zutt, terutama yang berada di Irak, menghilang setelah tahun 1000 Masehi.

Orang Zutt Menurunkan Orang Gipsi?

Terkait hubungan antara orang Zutt dan orang Gipsi, Michael Jans de Goeje mengungkapkan bahwa orang Zutt adalah leluhur orang Gipsi di Eropa modern. Teori tersebut memperkirakan bahwa orang Zutt melakukan migrasi dari Suriah ke Balkan melalui kekaisaran Romawi Timur. 

Baca Juga  Benarkah VOC Bubar Karena Korupsi?

Dalam Mémoire, de Goeje mengamini bahwa orang Zutt pernah ditempatkan di Ainzarba. Ia juga menyepakati bahwa orang Zutt pernah ditawan oleh kekaisaran Romawi Timur. Dengan melacak hubungan bahasa orang Gipsi yang memiliki unsur Persia, Arab, dan Yunani, de Goejo memastikan bahwa orang Zutt adalah leluhur orang Gipsi. 

Disayangkan, menurut Hugh Kennedy, teori tersebut tidak didukung oleh bukti langsung dan menganggapnya tak lebih dari spekulasi yang menggelitik.

Orang Gipsi, yang diduga menjadi keturunan dari orang Zutt, courtesy of Kirkayak Kultur

Namun, antiklimaks mungkin menjadi kata yang tepat untuk menutup bagian ini. Mengutip Sarabjit S. Mastana dan Surinder S. Papiha dalam artikel Origin of the Romany gypsies – genetic evidence, ia mendapati bukti bahwa orang Romani diduga berasal dari India. Jika dugaan tersebut benar dan dapat dikonfirmasi, teori de Goeje kembali hidup ke hadapan kita.

Dapat dikatakan, riwayat sejarah orang Zutt dari Asia bagian Selatan hingga ke Timur Tengah merupakan kisah perpindahan yang luar biasa. Bersinggungan dengan kekuatan pra-Islam dan Islam, mereka berpindah tempat tinggal sekaligus bergesekan melalui pemberontakan. Apakah benar mereka menurunkan orang Romani yang saat ini dipersekusi, dapat dikatakan bahwa itu mungkin saja benar, tergantung seberapa kuat data dan analisis yang kita miliki saat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *