Kisah Fransisco Serrao, Veteran Malaka yang Menjadi Konselor Raja Ternate

Fransisco Serrao

Di bawah Kepulauan Rempah-rempah, angin semilir datang. Nun jauh di sana, beberapa kapal tampak sedang bertarung dengan ombak, angin, dan musim dingin yang ganas.

Jarak yang memisahkan Kepulauan Rempah-rempah dan Amerika bagian selatan mungkin beribu-ribu kilometer jauhnya. Tetapi, ia tak membuat Fernao de Magalhaes pupus harapan.

Ia rela menembus angin, ombak, dan musim dingin yang menusuk tulang, hanya untuk pergi ke Kepulauan Rempah-rempah. Naas, ia tak kesampaian; ia tewas dalam perjalanannya.

Hanya kau tak didengar,” mungkin penggalan lirik lagu karya Ghea Indrawari berjudul Jiwa yang Bersedih cocok menggambarkan hubungan antara Raja Humabon dengan Magalhaes, yang berujung kepada kematiannya dalam Pertempuran Mactan, akibat ketidakmauannya untuk mendengarkan saran Raja Humabon.

Perjalanan Ferdinand Magellan atau Fernao de Magalhaes, yang kemudian dilanjutkan oleh Juan Sebastian Elcano, ditasbihkan menjadi ekspedisi pertama yang berhasil mengitari bumi kita yang bulat ini dengan menggunakan kapal laut pada abad ke-16.

Ferdinand Magellan (1480-1521), penjelajah Portugis, courtesy of Wikipedia

Kala itu, Magellan sudah menginjakkan kakinya di Filipina, setelah bertarung melawan ganasnya Samudra Atlantik dan musim dingin di selatan benua Amerika. Pada saat yang bersamaan, ia memiliki kontrak untuk menemukan Kepulauan Rempah-rempah dengan Charles V, Raja Spanyol, yang di kemudian hari akan merangkap sebagai Kaisar Romawi Suci.

Ketika berada di Filipina, Magellan membuat suatu aliansi dengan Raja Humabon, yang kemudian ia juga meminta penundukan diri kepada raja sekitarnya, seperti Mactan. Namun, bukannya tunduk yang diperoleh, ia justru mendapatkan kematian. Ia terbunuh dalam Pertempuran Mactan oleh pasukan Lapulapu, akibat keangkuhannya ketika ia menolak sekaligus tak menghiraukan bantuan dari Raja Humabon.

Setelah kematian Magellan, tongkat estafet kepemimpinan ekspedisi diserahkan kepada Elcano, yang kemudian berhasil sampai ke tanah airnya, Spanyol, setelah berburu rempah-rempah di Kepulauan Maluku, Indonesia modern.

Fransisco Serrao (?-1521), penjelajah portugis sekaligus veteran dalam Penaklukkan Malaka, courtesy of Wikipedia

Magellan yang bernasib buruk itu mati di tangan pasukan Lapulapu. Tetapi, nasib baik justru berpihak kepada Francisco Serrao, seorang veteran dalam Penaklukkan Malaka. Bersama Magellan, ia kemudian dikirim menuju timur setelah berhasil memberi andil dalam Penaklukkan Malaka. Alih-alih dibunuh, ia justru menjadi asisten Sultan Bayan dari Ternate.

Baca Juga  John Dewey: Seni, Pendidikan, dan Pengalaman

Catatan hidup Francisco Serrao, sang penyurat Magellan, jarang terkuak sehingga menceritakan tentang perjalanan hidupnya secara detail hampir mendekati kemustahilan. Namun, surat-surat Serrao, yang menginspirasi Magellan untuk mencari eksistensi Kepulauan Rempah-rempah, berdampak penting bagi dunia kala itu. Tanpa surat Francisco Serrao, dunia tak akan seperti sekarang.

Perjalanan Magellan dan Serrao

Fernao de Magalhaes, yang kemudian dikenal sebagai Ferdinand Magellan, dan Fransisco Serrao adalah sepasang veteran. Mereka pernah terjun langsung dalam Penaklukkan Portugis atas Malaka pada 1511, yang membuat Portugis dapat bercokol sekaligus mengontrol perdagangan di selat tersebut. Dengan mengontrol Selat Malaka, Portugis dapat melakukan ekspansi dagang ke Tiongkok, yang kemudian diraih secara susah payah akibat ulah mereka yang dianggap perusuh.

Setelah bersama-sama menaklukkan Malaka, Magalhaes, nama Magellan sebelum membelot ke Spanyol, dan Fransisco Serrao kemudian berpisah jalah. Setelah pertempuran yang dramatis, ketika Magalhaes disebut-sebut menyelamatkan nyawa Serrao di Malaka, Magalhaes kemudian kembali ke Portugal.

Ia kemudian membelot ke Spanyol karena dituduh menjual barang rampasan perang secara ilegal oleh Portugal, membuatnya berganti nama menjadi Ferdinand Magellan. Di bawah bendera Spanyol, Armada Maluku pimpinan Magellan bertugas untuk mencari keberadaan Kepulauan Rempah-rempah.

Ilustrasi armada Ferdinand Magellan, courtesy of Kompas.com

Armada mereka berangkat melalui Samudra Atlantik. Perjalanan tersebut yang menggaunglantangkan nama Magellan sebagai penemu Selat Magellan.

Sementara itu, Serrao kemudian pergi ke Maluku menggunakan armada yang dipimpin oleh teman baik sang penakluk Malaka Alfonso de Albuquerque, Antonio de Abreu.

Perjalanan Serrao Hingga menjadi Konselor Ternate

Hanya dalam waktu empat bulan setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, seakan tak puas dengan kemenangannya, de Albuquerque menugaskan tiga kapal menuju Maluku untuk berburu rempah-rempah. Salah satunya adalah kapal yang dipimpin oleh Fransisco Serrao.

Baca Juga  Pedagang atau Ulama? Membaca Kembali Proses Islamisasi di Nusantara

Dari Malaka, Armada yang dipimpin oleh Antonio de Abreu, singgah ke Gresik untuk mengisi perbekalan. Di Gresik, Fransisco Serrao kemudian menikah dengan seorang Jawa. Roger Crowley menyebutnya sebagai pengantin monsun.

Pernikahan tersebut juga dikonfirmasi oleh sumber lain, yakni sebuah artikel yang ditulis Paramita R. Abdurrachman berjudul ‘Niachile Pokaraga’ A Sad Story of a Moluccan Queen, dan buku Kepulauan Rempah-rempah.

Ilustrasi kerajan Ternate, courtesy of Kompas.com

Saat berlayar menuju Kepulauan Rempah-rempah, kapal yang dipimpin Serrao kandas dua kali. Pertama, akibat karang, sebelum mereka menuju ke Banda, yang terpaksa ditinggalkan. Kedua, akibat badai yang mengamuk, sehingga menyebabkan kapal yang ditumpangi oleh sembilan kru Portugis dan juga kru pribumi kandas.

Cerita kandasnya kapal Serrao yang kedua ini juga berkesesuaian dengan apa yang ditulis dalam buku “Portugis dan Spanyol di Maluku” tulisan Adnan Amal. Dalam buku tersebut juga diceritakan jika dari Gresik, kapal Serrao kemudian kandas terkena topan dan tenggelam, kemudian ia sampai di Banda lalu kapalnya kembali karam, dan terjadilah insiden perompakan oleh orang-orang yang disebut sebagai Celates dan Badjau.

Keberadaan mereka, yang terdampar di sebuah pulau, kemudian menarik perhatian para penduduk sekitar yang terkenal akan keberingasan mereka. Atas nasihat kru pribumi, Serrao dan orang Portugis lainnya berpura-pura sebagai korban kapal karam yang tak berdaya dan banyak harta. Setelahnya, para pelaut Portugis itu menipu para perompak, memaksa mereka untuk mendayungkan orang-orang Iberia tersebut ke Ambon.

Berita kedatangan para pelaut Portugis, termasuk Serrao, terdengar hingga ke telinga Sultan Ternate, Bayan Sirullah. Menurut buku Kepulauan Rempah-rempah tulisan Adnan Amal, salah satu orang sultan Ternate, Samarau dari klan Tomagola,  mendapatkan kabar tentang Serrao yang terdampar di Banda.

Baca Juga  Abdurrahman ad-Dakhil, Sang Rajawali Quraisy

Sultan pun mengirim beberapa juanga dan mengutus Jogugu Kuliba dan Faidua, atas nama Sultan, untuk menjemput Serrao. Kejujuran Serrao sebagai seorang pedagang membuatnya, secara tidak langsung, diangkat menjadi konselor sultan sekaligus mendirikan pos dagang Portugis di Ternate.

Kepulauan Maluku Utara dalam sebuah peta Portugis (c. 1519), courtesy of Wikipedia

Kehidupan Serrao di Ternate sebagai “wakil Portugis” dapat dibilang mapan. Hal tersebut dapat dilihat dari posisinya sebagai konselor sekaligus orang yang berjasa mendirikan pos dagang Portugis di Ternate.

Agaknya, Serrao sudah telanjur nyaman dengan kehidupannya di Ternate. Ia bahkan menolak perintah untuk kembali pulang ke negaranya.

Dalam buku Jack Turner yang Sejarah Rempah: Dari Erotisme Sampai Imperialisme disebutkan, selain menetap Serrao juga disebut-sebut menikah dengan wanita setempat. Setelah namanya menjadi harum dalam surat yang menginspirasi Magellan untuk mengitari dunia, ia meninggal dunia di Ternate.

Dapat dikatakan, Fransisco Serrao menjalani kehidupan yang menyenangkan di negeri asing. Setelah menjadi veteran yang terlibat dalam penaklukan Malaka, ia berlayar ke Maluku, menjadi konselor, menikah wanita lokal, dan meninggal di sana. Perjalanan Serrao menjadi konselor melapangkan jalan Portugis untuk mendirikan tanah berpijak di Kepulauan Rempah-rempah, mengumpulkan rempah untuk dipasarkan di Eropa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *