Kado Sejarah bagi Ilmu Sosial

Judul bukuOn History
PenulisFernand Braudel
PenerbitUniversity of Chicago Press
Kota terbitChicago
Tahun terbit1980
Halamanix + 226 halaman
PenerjemahSarah Matthews

Sejak Marc Bloch dan Lucien Febvre mendirikan Annales, penggunaan ilmu sosial dalam sejarah menjadi populer. Sejarah, yang semula hanya mengisahkan tokoh maupun peristiwa besar, beralih menjadi sejarah masyarakat kebanyakan dengan penekanan pada kondisi sosial dan ekonomi mereka. Sejarah benar-benar terbantu oleh keberadaan ilmu sosial.

Jika sejarah benar-benar terbantu dengan keberadaan ilmu sosial, mengapa dewasa ini, ilmu sosial enggan melirik sejarah untuk membantu mereka. Mereka terlihat antipati jika mendengar, apalagi menggunakan, metode sejarah dalam penelitian mereka. Meski mereka menggunakan unsur waktu dalam beberapa penelitian, mereka enggan menyebut penelitian mereka sebagai penelitian berbasis sejarah.

Mengapa demikian? Fernand Braudel, sejarawan Prancis dan salah satu tokoh Annales, dalam buku On History, mengungkapkan bahwa ilmu sosial enggan untuk menggunakan sejarah sebagai metode mereka karena melihat sejarah tidak memiliki bentuk yang jelas sebagai sebuah ilmu.

Menurut Braudel, ilmu sosial berusaha menciptakan model universal yang dapat berlaku untuk seluruh tempat dalam seluruh keadaan, sementara sejarah hanya menekankan model khusus dalam rentan waktu tertentu saja. Penciptaan model universal tersebut, membuat ilmu sosial fokus pada keadaan masa kini (present), berbeda jauh dengan sejarah yang sangat kuat dalam penekanan pada masa lalu (past).

Padahal, tegas Braudel, ilmu sosial akan sangat terbantu jika menggunakan sejarah sebagai metode penelitian mereka. Sejarah, ungkap Braudel, dapat menampilkan dinamika yang lebih kompleks dari kondisi masa kini. Ia mengajak ilmuwan ilmu sosial untuk melihat masalah tidak sebagai sebuah model yang terpisah dengan realita; model yang diciptakan dapat menjadi model akurat dalam konteks ruang dan waktu.

Baca Juga  Menempatkan Islam dalam Historiografi Nasional Indonesia

Tetapi, tembok pembatas antara ilmu sosial dan sejarah, atau ilmu sosial satu dengan lainnya, semakin kuat. Ini membuat kerja sama antara ilmu sosial (atau dalam bahasa Braudel, human science) tidak dapat terwujud. Mereka sama-sama lantang bersuara sebagai ilmu yang paling benar, dan menganggap remeh tetangga mereka. Usaha untuk melakukan komunikasi antarilmu tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Mengenai penggunaan model, model yang menekankan pada masa kini hanya menyajikan penelitian yang menekankan pada peristiwa (events). Model seperti ini hanya benar ketika penelitian tersebut dilakukan, dan menjadi salah seiring berjalannya waktu dan perubahan. Padahal, ungkap Braudel, model yang menekankan bentuk konjungtur (conjungture), dapat menampilkan dinamika yang lebih luas. Ia tidak hanya dapat menjelaskan satu tempat, tetapi juga mampu melihat keterkaitan tempat tersebut dengan tempat lainnya dalam konteks yang lebih luas.

Model yang menekankan konjungtur ini, ungkap Braudel, merupakan penekanan pada longue durée, model yang berjalan lebih lamban, bahkan sangat lamban, pelan, dan halus. Longue durée tidak tertarik dengan peristiwa-peristiwa besar. Ia lebih menggemari model berbasis jejaring, baik jejaring sosial, jejaring ekonomi, maupun jejaring berbasis geografis. Model tidak fokus pada periode pendek, tetapi mencakup hingga satu abad.

Sebagai penganut Annales, Braudel menekankan bahwa penelitian ilmu sosial berbasis longue durée merupakan bentuk yang paling baik dilakukan saat ini. Model ini, jika dilakukan dengan komunikasi yang intens antara ilmu sosial dan sejarah, dapat menciptakan model yang berlaku lebih luas dibandingkan model berbasis peristiwa.

Melalui buku On History, Braudel berharap bahwa ilmu sosial (dalam konteks Braudel saat itu yakni sosiologi, ekonomi, geografi, dan demografi) dapat berkomunikasi dengan sejarah, sehingga menciptakan sebuah human science yang dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Tidak perlu lagi saling ego membusungkan dada sebagai ilmu yang terbaik; semuanya sama-sama mengkaji manusia, untuk kemajuan kehidupan manusia pada masa mendatang.

Baca Juga  Pulau Batu di Samudra Buatan: Menyelami Keberagaman Karakter Manusia dalam Menghadapi Musibah

Bagi pembaca awam, terutama di Indonesia, maupun bagi mereka yang tidak mengetahui Annales maupun historiografi Prancis, buku On History mungkin akan berat untuk dibaca. Terlebih, Braudel gemar menulis dalam bentuk paragraf yang padat, panjang, serta penuh anak kalimat, yang bagi pembaca Indonesia tidak mereka temukan lagi dalam buku-buku kontemporer. Saya sendiri cukup kewalahan membaca buku ini.

Meski begitu, buku On History dapat menjadi referensi, terutama bagi mahasiswa sejarah, untuk mengenal lebih dalam Annales, historiografi Prancis, dan bagaimana sejarah dapat membantu ilmu sosial berkembang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *