“Gantungkan cita-citamu setinggi langit, bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, kau akan jatuh di antara bintang-bintang.” Kutipan tersebut sudah tak asing di telinga kita. Kita selalu menemukan kutipan ini dalam buku-buku motivasi, halaman moto tugas akhir mahasiswa, maupun sebagai penghias pidato pada peringatan Hari Sumpah Pemuda. Bahkan, kutipan tersebut dapat ditemukan berserakan dalam pencarian mesin pencari.
Kutipan tersebut, disayangkan, sulit ditelusuri lebih lanjut. Satu hal yang dapat dipastikan, bahwa kutipan tersebut berasal dari penggalan pidato Soekarno, presiden pertama Indonesia, seperti yang diungkapkan Maman A. Majid Binfas dalam buku Meluruskan Sejarah Muhammadiyah-NU. Namun, tidak diketahui dalam kesempatan apa, serta kapan, Soekarno menyampaikan pidato yang memuat kutipan tersebut.
Terlepas dari sulitnya melacak kutipan Soekarno tersebut, apa yang diungkapkannya menegaskan satu poin penting bagi generasi Indonesia. Generasi Indonesia, terutama generasi muda, yang menjadi penerus perjalanan bangsa Indonesia, diharapkan untuk memiliki mimpi dan cita-cita yang besar, ditempatkan setinggi langit.
Tidak ada ruginya untuk bermimpi dan bercita-cita setinggi langit. Hal itu didasarkan pada pandangan bahwa orang yang memiliki cita-cita dan mimpi akan terdorong untuk berusaha meraih hal tersebut.
Kalaupun mereka harus mengalami kegagalan, ia bukanlah sebuah kegagalan yang sesungguhnya. Segala usaha yang telah dilakukan untuk meraih mimpi serta cita-cita tersebut sudah membawa mereka ke suatu tahap, tahap yang cukup tinggi untuk bagi mereka untuk bersinar. Meski gagal, perjalanan yang telah dilalui, serta titik yang sekarang didiami, menjadi hal manis yang dapat mendorong perjuangan lebih lanjut untuk mewujudkan hal tersebut. Ini merupakan sesuatu yang patut diapresiasi.
Meski kutipan Soekarno tersebut sering digunakan sebagai momen untuk membangkitkan semangat para pemuda, ia tidak serta merta hanya untuk mereka. Bercita-cita dan bermimpi setinggi langit juga diperuntukkan untuk orang dewasa, agar mereka dapat menjadi manusia yang lebih baik dari hari ini.
Disayangkan, masih banyak orang Indonesia yang meremehkan mimpi dan cita-cita yang digantung setinggi langit. Mereka beranggapan bahwa hal tersebut merupakan halu, tidak akan mungkin tercapai. Padahal, tidak mereka sadari, bermimpi dan bercita-cita menjadi salah satu hal baik bagi seseorang untuk terus tumbuh. Tanpa mimpi dan cita-cita, manusia adalah sebuah insan tanpa nyawa.
Pada akhirnya, kutipan Soekarno di atas akan terbukti dan relevan seiring berjalannya waktu. Manusia Indonesia, terutama generasi muda sebagai generasi penerus, dapat mengambil pelajaran dari pernyataan Soekarno, untuk menggantungkan mimpi dan cita-cita mereka setinggi langit. Namun, mimpi dan cita-cita tersebut perlu diwujudkan dengan usaha, karena tanpanya, ia hanya akan menjadi angan-angan kosong.