Judul Buku | Apa Sebab Rakyat Aceh Sanggup Berperang Puluhan Tahun Melawan Agressi Belanda |
Penulis | Ali Hasjmy |
Penerbit | Bulan Bintang |
Kota Terbit | Jakarta |
Tahun Terbit | 1977 |
Halaman | 357 halaman |
ISBN | – |
Hikayat Prang Sabi benar-benar telah menjiwai rakyat Aceh dalam melawan penjajahan Belanda selama puluhan tahun. Ia membuat rakyat Aceh menjadi Muslim Sejati, yang tidak takut mati untuk membela kebenaran. Ia juga benar-benar telah melahirkan pahlawan-pahlawan yang tidak ingin pulang dari medan perang.
Bagaimana besarnya pengaruh Hikayat Prang Sabi dalam membangkitkan semangat perang sehingga menyebabkan kedudukan kolonialisme Belanda sangat kewalahan? Pertanyaan tersebut dijawab oleh Ali Hasjmy dalam buku yang berjudul Apa Sebab Rakyat Aceh Sanggup Berperang Puluhan Tahun Melawan Agressi Belanda.
Buku tersebut dibagi menjadi beberapa bab, yang terdiri dari latar belakang sejarah Aceh di masa lalu, khususnya dalam dunia sastra. Ia juga mengisahkan kondisi sosial, politik, dan budaya masyarakat Aceh sebelum datangnya kolonialisme Belanda.
Melalui narasi yang dihadirkan dalam buku ini, Hasjmy menceritakan bagaimana semangat jihad, nilai agama yang terkandung, serta kekompakan sosial masyarakat Aceh menjadi faktor utama dalam perlawanan terhadap Belanda tersebut.
Ali Hasjmy, sebagai penulis, juga menjelaskan berbagai pendorong masyarakat Aceh dalam menghadapi Belanda pada masa itu, seperti pentingnya spirit jihad yang dihayati oleh rakyat Aceh, yang membuat rakyat Aceh melihat peperangan melawan kolonialisme Belanda sebagai kewajiban dalam agama.
Hasjmy juga menggambarkan faktor kepemimpinan ulama dalam menghimpun mobilisasi massa sangat berpengaruh. Banyaknya pemimpin-pemimpin perang yang terdiri dari kaum ulama membuat rakyat Aceh bersatu untuk melawan penjajahan Belanda.
Kemudian, Hasjmy juga menceritakan bagaimana rakyat Aceh dalam menggunakan strategi militernya dalam melawan kolonialisme Belanda yang lebih terlatih dan modern dari segi peralatan tempur. Meski kalah secara persenjataan, rakyat Aceh unggul dalam penguasaan medan perang lokal, dan keberanian yang tertuang dalam Hikayat Prang Sabi tersebut.
Juga, buku ini memuat berbagai narasi tentang peristiwa penting selama perang Aceh berlangsung, termasuk juga konflik serangan mendadak yang dilakukan rakyat Aceh terhadap posisi-posisi Belanda.
Hikayat Prang Sabi, sebagai salah satu karya sastra Aceh pada masa lalu, berfungsi sebagai manifestasi perjuangan masyarakat Aceh melawan penjajahan Belanda. Karya sastra tersebut berhasil menjadi simbol perlawanan dan memberikan moral semangat rakyat Aceh untuk melawan Belanda dengan daya juang tinggi.
Selain itu, Hikayat Prang Sabi juga menghimpun elemen agama dan budaya sehingga menciptakan identitas rakyat Aceh sebagai seorang pejuang yang tangguh. Hikayat tersebut mengajak masyarakat Aceh pada masa itu untuk melihat peperangan melawan penjajahan Belanda sebagai jihad.
Dalam hal kebudayaan, Hikayat Prang Sabi dapat dimaknai sebagai simbol identitas budaya lokal bagi rakyat Aceh sehingga menciptakan rasa identitas kolektif dan kebersamaan di kalangan rakyat Aceh.
Secara sosial, Hikayat Prang Sabi memberikan pesan bagi rakyat Aceh untuk lebih berani melawan ketidakadilan, khususnya dalam konteks perang melawan penjajahan Belanda. Semangat ini muncul dalam beberapa gerakan politik dan sosial di Aceh, yang memiliki semangat dan keberanian yang sama.
Secara keseluruhan, Ali Hasjmy berhasil menceritakan perjuangan rakyat Aceh dengan baik. Hasjmy menggunakan aspek sosiologi, sejarah, serta antropologi untuk memberikan gambaran tentang perlawanan tersebut. Gaya penulisan yang informatif dan lugas membuat pembaca lebih paham dan mudah dalam memahami jalannya perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda.
Gaya penulisan seperti di atas berhasil membawa pembaca merasakan bagaimana semangat dan keberanian rakyat Aceh dalam melawan ketidakadilan tersebut. Hasjmy juga menyajikan penjelasan detail tentang pengorbanan dan pertempuran tersebut, menggambarkan sebuah ikatan emosional antara karya sastra yang diceritakan dengan pembaca itu sendiri.
Buku ini tak hanya sekadar dokumentasi sejarah saja. Ia juga berisi sebuah penghormatan kepada semangat juang, ketahanan, dan keberanian rakyat Aceh dalam melawan sebuah tantangan besar pada masa yang lalu.
Terakhir, buku Apa Sebab Rakyat Aceh Sanggup Berperang Puluhan Tahun Melawan Agressi Belanda bisa menjadi rekomendasi bagi siapa saja yang ingin mengetahui tentang kisah perlawanan rakyat Aceh, khususnya rahasia dalam Hikayat Prang Sabi tersebut. Buku ini layak dijadikan rujukan bagi generasi muda untuk lebih peka terhadap masyarakat yang sedang mengalami ketidakadilan, menjadi rujukan dalam berani untuk bersuara.