Piramida Agung Giza, Misteri dan Keajaiban Dunia

Piramida Agung Giza adalah satu-satunya tujuh keajaiban dunia kuno yang masih berdiri hingga saat ini. Tak heran, banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, mengunjungi Piramida, sekadar untuk mengagumi estetika bangunan yang berdiri menjulang tinggi dengan gagahnya. Selain wisatawan, Piramida Agung Giza juga menarik minat para peneliti yang tertarik untuk menemukan jawaban mengenai misteri yang ada di balik keindahannya.

Teori yang masyhur menyebutkan bahwa Piramida Agung Giza adalah sebuah makam bagi para raja Mesir kuno atau Firaun yang dibangun pada era Firaun dinasti ke empat, Khufu, sekitar 2600-2500 SM. Sejumlah peneliti menyebutkan bahwa tidak adanya jasad atau mumi di dalam Piramida Agung Giza karena telah terjadi penjarahan oleh penduduk lokal terhadap mumi-mumi Firaun. Kendati masih diragukan, teori ini dianggap paling mendekati sebagai jawaban atas apa fungsi Piramida Agung Giza.

Patung Firaun Khufu, sang pembangun Piramida Agung Giza, courtesy of Historicaleve

Mengenai siapa yang membangun Piramida Agung Giza, justru menimbulkan kontroversi dan berbagai teori liar yang berujung pada konspirasi. Teori populer menyebutkan bahwa pembangunan Piramida Agung Giza dibangun oleh 100.000 pekerja selama 20 tahun menggunakan lebih dari dua juta bongkahan batu. Pandangan lainnya menyebutkan bahwa pembangunannya hanya melibatkan sekitar 20.000 pekerja.

Menurut penelitian arkeologi, bahan-bahan untuk membangun Piramida Agung Giza diambil dari beberapa tempat, yakni granit dari Sinai, dan kayu dari Lebanon, yang diangkut menyeberangi Sungai Nil. Pekerja bekerja selama 12 jam perhari selama 365 hari tanpa henti. Mereka dapat menggali, menarik, memotong dan menyusun 2,3 juta blok batu yang memiliki bobot dua hingga 70 ton.

Pada masa dinasti Abbasiyah, berkembang sebuah teori bahwa Piramida dibangun oleh peradaban Antediluvian, peradaban pra-banjir bah yang memiliki teknologi tinggi dan kemajuan ilmu pengetahuan. Teori ini beranggapan bahwa Piramida Agung Giza telah berdiri jauh sebelum era Firaun Khufu. Bahkan, ia dibangun jauh sebelum era Ramses II yang sezaman dengan Musa.

Ilustrasi rakyat Mesir Kuno yang sedang menggerakan batu untuk membangun Piramida Agung Giza, courtesy of Ancient Origins

Pada era modern sekarang ini, sudah ada beberapa percobaan untuk membangun imitasi Piramida Agung Giza, meskipun hasilnya nihil. Perusahaan Nissan bahkan sempat mendanai proyek imitasi ini, meskipun pada akhirnya mereka gagal karena mereka kesulitan mengumpulkan blok-blok batu yang harus diangkut menggunakan helikopter untuk bisa menyeberangi Sungai Nil. Akhirnya, muncul sebuah teori baru bahwa Piramida Agung Giza dibangun menggunakan peralatan yang canggih dan teknologi tinggi, sehingga dapat membuat presisi dan keselarasan dengan empat arah kardinal.

Baca Juga  Simbolisasi Satwa dan Representasi Sejarah dalam Film “Exhuma”

Kesempurnaan arsitektur Piramida Agung Giza memunculkan sebuah teori konspirasi bahwa ia dibangun oleh alien. Teori ini dicetuskan oleh sebuah situs bernama Outerworlds, yang mengklaim bahwa anggapannya didasarkan pada keterbatasan teknologi pada masa itu, sehingga tidak mungkin manusia bisa membangun sebuah bangunan dengan presisi yang amat sempurna.

Bukti-bukti yang dilontarkan Outworlds guna menguatkan teorinya, diantaranya ialah adanya keselarasan posisi antara tiga piramida di Giza dengan tiga bintang Sabuk Orion, dan pemilihan kepala singa pada patung Sfinks (Great Sphinx of Giza), yang merupakan perlambangan dari konstelasi Leo. Berdasarkan bukti tersebut, Outworlds mengklaim bahwa alienlah yang mampu melakukannya, karena manusia pada saat itu belum memiliki pengetahuan mengenai hal tersebut karena keterbatasan teknologi.

Ilustrasi Piramida Agung Giza dan UFO, courtesy of History Channel

Teori ini segera mendapat bantahan dari Dr. Moamina Kamal, yang melakukan penelitian dengan membandingkan sampel DNA dari fosil tulang pekerja dengan tulang masyarakat Mesir modern. Ia menemukan fakta bahwa pembangunan Piramida merupakan proyek berskala nasional yang mendatangkan pekerja dari seluruh penjuru Mesir, sehingga tidak ada indikasi keterlibatan alien. Selain itu, peradaban Mesir kuno termasuk peradaban dengan ilmu pengetahuan yang maju, termasuk dalam bidang astronomi, sehingga klaim bahwa Piramida dibangun oleh alien karena terdapat kesesuaian dengan astronomi merupakan sebuah kekeliruan.

Dari sekian banyak teori, belum ada jawaban yang benar-benar memuaskan. Namun, teori-teori tersebut dapat membuka perspektif baru mengenai Piramida Agung Giza, dan perlahan-lahan mengungkap tabir misteri yang belum terpecahkan selama berabad-abad.

Referensi
[1] Wisnu Tanggap Prabowo. 2021. Firaun, Haman, dan Misteri Piramida. Jakarta: Pustaka Al-kautsar.
[2] Anisa Septianingrum. 2017. Sejarah Peradaban Dunia Kuno Empat Benua. Yogyakarta: Sociality.
[3]  Retno Kurniasih. 2010. “Piramida Peninggalan Budaya dari Peradaban Mesir Kuno”. Skripsi. Program Studi Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Depok.
[4] “Elon Musk Sebut Piramida Dibangun Alien, Ini Faktanya”. https://inet.detik.com/science/d-5118612/elon-musk-sebut-piramida-dibangun-alien-ini-faktanya. Diakses pada 6 April 2023.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *