Islam membawa perubahan besar dalam peradaban India. Kedatangan Islam menciptakan budaya baru yang berlandaskan pertanian, urbanisasi, dan sistem keagamaan yang terorganisir.
Masuknya Islam ke India terbagi menjadi dua tahap, yaitu formal dan informal. Secara formal, penyebaran Islam dimulai sejak masa Nabi Muhammad hingga penaklukan oleh Muhammad bin Qasim pada era Dinasti Umayyah. Selainjutnya, beberapa dinasti seperti Ghazni, Ghuri, Kesultanan Delhi, dan Mughal memantapkan keberadaan Islam di India selama 13 abad, sebelum jatuh oleh kolonialisme Inggris.
Kemudian, secara informal, peran pedagang, ulama, serta perkawinan menyebarkan Islam secara damai. Metode ini mencerminkan esensi Islam sebagai agama yang adaptif terhadap budaya lokal, tanpa kehilangan nilai-nilai universalnya.

India memiliki posisi penting dalam sejarah peradaban dan pembaruan pemikiran Islam. Benih yang ditanam Syah Waliullah, kemudian dipupuk dan dikembangkan oleh para penerusnya.
Namun, pada abad ke-19, kondisi umat Islam di India sangat memprihatinkan. Mereka menghadapi tekanan dari komunitas Hindu dan penjajahan Inggris setelah runtuhnya Dinasti Mughal. Banyak umat Islam terbelakang karena terikat pada tradisi lama, menganggap ijtihad tertutup, dan berpemikiran yang stagnan.
Selain itu, pengaruh aliran Jabariyah membuat mereka pasrah terhadap penjajahan. Praktik keagamaan pun dipenuhi mistik dan jauh dari ajaran Islam yang murni.
Situasi ini mendorong beberapa tokoh Islam India, seperti Ahmad Khan dan Amir Ali, untuk mengidentifikasi masalah serta mengupayakan pembaruan demi kebangkitan umat Islam di negeri tersebut.
Kondisi politik dan sosial saat itu membuat setiap tokoh memiliki cara tersendiri untuk menghidupkan api Islam di Tanah Indus. Kenyataan ril harus dijadikan bahan utama dalam memberikan penilaian terhadap pemikiran setiap tokoh yang telah berijtihad. Pemahaman seperti ini, diharapkan, dapat menjadi input terhadap perumusan konsep pembaruan dalam Islam di masa kini dan di masa yang akan datang.

Tokoh-tokoh seperti Syah Waliyullah, Muhammad Iqbal, Sir Sayiid Ahmad Khan, dan Muhammad Ali Jinnah menjadi pionir dalam pemikiran Islam di India. Syah Waliyullah, misalnya, mengajarkan pentingnya moderasi dalam menegakkan syariat. Berikutnya, Muhammad Iqbal memadukan filsafat dan agama untuk menciptakan dinamisme dalam kehidupan umat Islam. Terakhir, Muhammad Ali Jinnah merealisasikan cita-cita tersebut melalui pendirian Pakistan sebagai negara Islam yang berdaulat.
Perjuangan Islam di India tidak hanya relevan bagi masyarakat setempat. Ia juga memberikan pelajaran berharga bagi Nusantara. Hubungan dagang antara India dan Nusantara menjadi salah satu pintu masuk Islam ke wilayah ini, terutama melalui teori Gujarat yang didukung oleh peninggalan sejarah seperti nisan Malik al-Saleh.
Perjuangan Islam di India seharusnya menjadi inspirasi dan mendorong umat Islam di Nusantara untuk terus memperjuangkan nilai-nilai keadilan, kedamaian, dan toleransi. Model kepemimpinan moderat, seperti yang dicontohkan Syah Waliyullah, dan dinamisme, melalui pemikiran Muhammad Iqbal, relevan bagi umat Islam Nusantara dalam menghadapi tantangan modern. Dengan meneladani semangat para tokoh Islam di India, umat Islam di negeri ini dapat memperkuat kontribusinya dalam membangun peradaban yang harmonis dan inklusif.