Dari Media Sosial hingga Menolak untuk Bertanding: Suara Dukungan Dunia Sepak Bola Eropa terhadap Palestina

Pesepakbola mendukung Palestina

Genosida Israel terhadap rakyat Palestina sejak 7 Oktober 2023 lalu, membuat publik dunia murka. Mengutip artikel Haufa Hamidah & I Defara Dhanya Paramitha berjudul Satu Tahun Genosida Israel ke Gaza, Kronologi Konflik Israel-Hamas yang Menyebar sampai Jauh, serangan Israel bermula dari penggunaan peralatan militer oleh ratusan milisi Hamas untuk menyerang ke pemukiman-pemukiman Israel. Israel membalas serangan tersebut, dan menyerang wilayah Gaza, Palestina, secara terus-menerus.

Sebagai dampak konflik, korban jiwa berjatuhan di kedua belah pihak yang berkonflik. Lebih lanjut, Hamidah dan Paramitha mengungkapkan bahwa 1.200 warga Israel tewas dan 240 lainnya disandera di Gaza, sementara jumlah rakyat Palestina yang meninggal akibat konflik mencapai 24 ribu jiwa, dengan puluhan ribu orang mengungsi dan terdampar.

Para pemain timnas Maroko saat membentangkan bendera Palestina usai laga 16 besar Piala Dunia 2022, courtesy of Akurat.co

Konflik, yang berujung menjadi sebuah genosida Israel atas Palestina, mengundang simpati dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah para suporter sepak bola di Eropa. Mereka merasa prihatin atas tindakan Israel yang begitu kejam terhadap rakyat Palestina.

Dukungan mereka tidak hanya menggelora melalui media sosial. Melalui serangkaian aksi, mereka menyampaikan suara dukungan terhadap Palestina di lapangan hijau.

Menyampaikan Dukungan melalui Media Sosial

Sejumlah pemain sepak bola yang berkarier di liga-liga Eropa menunjukkan rasa simpati kepada Palestina. Meski mendapat ancaman dari berbagai pihak, mereka tidak gentar untuk memberikan dukungan kepada bangsa yang saat ini sedang mengalami genosida oleh Israel.

Dua pemain sepak bola yang mengecam agresi dan genosida Israel atas Palestina secara terang-terangan adalah Anwar El-Ghazi dan Youcef Atal.

Youcef Atal memberikan dukungan kepada Palestina sejak 14 Oktober 2024. Mengutip pemberitaan CNN Indonesia, pemain asal Aljazair itu mengunggah video di media sosial berupa propaganda anti-Yahudi yang diutarakan oleh Mahmoud al-Hanasat, pengkhotbah asal Palestina.

Youcef Atal, pemain OGC Nice asal Aljazair yang mengungkapkan dukungannya terhadap Palestina di media sosial, courtesy of The Guardian

Akibatnya, Atal justru dibekukan dari klub OGC Nice sejak 18 Oktober 2023. Ia memperoleh sanksi disipliner dari klub yang ia bela karena postingan tersebut dianggap sebagai bentuk provokasi publik.

Baca Juga  Ruwahan, Tradisi Menghormati Arwah Leluhur dalam Masyarakat Jawa

Tidak hanya itu saja, melansir pemberitaan yang sama, komite disiplin Liga Profesional Prancis (LFP) memberikan sanksi kepada Atal berupa larangan bermain selama tujuh pertandingan yang berlaku sejak 31 Oktober 2023. Ia juga dihukum oleh pengadilan Prancis berupa percobaan delapan bulan penjara sejak 3 Januari 2024, dan denda sekitar 45 ribu euro atau sekitar Rp762 juta.

Nasib Youcef Atal juga dialami oleh Anwar El-Ghazi. Mengutip Tempo.co, El-Ghazi mengkritik genosida Israel dengan pernyataan saya menentang perang dan kekerasan serta saya menentang pembunuhan terhadap seluruh bentuk warga sipil tak berdosa. Pernyataan tersebut ia terbitkan di media sosial pada 27 Oktober 2023 lalu.

Sama seperti Attai, pemain berdarah Belanda-Maroko itu dipecat dari klubnya, Mainz 05, pada 3 November 2023. Alasan Mainz 05 memecat El-Ghazi karena postingan tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh klub tersebut. Adapun dugaan muncul, bahwa Mainz 05 memutus kontrak El-Ghazi untuk menghormati salah satu pendiri klub yang merupakan keturunan Yahudi.

Membentangkan Bendera Palestina di Stadion

Tidak hanya para pemain, suporter klub sepak bola Eropa juga memberikan dukungan terhadap Palestina. Mereka berani membentangkan bendera negara tersebut, menghiasi stadion klub kebanggaan mereka. Salah satunya, yang fenomenal, adalah suporter klub Glascow Celtic.

Mengutip CNN Indonesia, suporter Glascow Celtic berani melakukan tindakan tersebut pada 26 Oktober 2023. Pada laga itu, yang mempertemukan Celtic dengan Atletico Madrid dalam ajang Liga Champions, Green Brigade, sapaan suporter Celtic, tidak henti-hentinya memberikan dukungan kepada Palestina. Selain mengibarkan bendera, mereka juga menyanyikan You’ll Never Walk Alone, yang menggelora di stadion kebanggaan mereka, untuk warga Palestina.

Fans Glascow Celtic (Green Brigade) saat membentangkan bendera Palestina dalam sebuah laga sepak bola, courtesy of BBC

Mundur ke belakang, mengutip artikel Tirto.id, Green Brigade juga pernah mengibarkan bendera Palestina pada 2014 dan 2016 silam. Pada 2023, hal tersebut kembali terulang, menggambarkan konsistensi mereka untuk tetap bersimpati terhadap perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina.

Baca Juga  Antara Kestabilan atau Kekayaan: Perbandingan Modal Kepemilikan Klub di Bundesliga dan Premier League

Akibat pengibaran bendera tersebut, Green Brigade mendapatkan sanksi oleh UEFA sekitar US$19 ribu. Mengutip pemberitaan Republika.co.id, UEFA menyatakan bahwa keberadaan bendera Palestina di stadion, yang berjumlah ratusan tersebut, sebagai pesan provokatif yang bersifat ofensif.

Ketika Norwegia Menolak Bertanding Melawan Israel

Dukungan terakhir terhadap Palestina dari lapangan hijau diwujudkan dengan penolakan tim nasional (timnas) Norwegia melawan Israel. Mengutip pemberitaan detikcom, Asosiasi Sepakbola Norwegia menolak untuk melawan Israel dalam kualifikasi Piala Dunia 2026.

Menurut Lise klaveness, pemimpin tertinggi asosiasi sepakbola Norwegia (NFF), NFF mendukung pemerintah Norwegia dalam tuntutannya untuk segera mengakhiri serangan yang tidak proporsional terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza.

Timnas Norwegia, yang dikabarkan menolak bertanding melawan Israel, courtesy of detikSport

Selain itu, mengutip pemberitaan The Indian Express, NFF mendesak FIFA, lembaga tertinggi yang menaungi sepakbola dunia, untuk melakukan investigasi terkait genosida dan tindak kekerasan terhadap warga sipil yang dilakukan Israel di tanah Palestina. Hingga kini, FIFA belum melakukan intervensi terkait suara Norwegia tersebut.

Pada akhirnya, tidak hanya umat muslim di dunia yang mendukung suara-suara rakyat Palestina. Di arena lapangan hijau, para pemain, suporter, hingga tim nasional Eropa, aktif menyuarakan suara dukungan terhadap Palestina. Meski sanksi menanti mereka, mereka tetap teguh dengan pendirian yang mereka yakini, bahwa bangsa Palestina berhak atas kemerdekaannya, bebas dari segala genosida dan kekerasan yang dilakukan Israel selama ini.

5 thoughts on “Dari Media Sosial hingga Menolak untuk Bertanding: Suara Dukungan Dunia Sepak Bola Eropa terhadap Palestina

  1. Komitmen mereka mendukung penolakan genosida patut dihargai, semoga rezeki mereka terus diperluas, keren informasinyaa kak.terima kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *