Benarkah VOC Bubar Karena Korupsi?

Apa yang menjadi penyebab jatuhnya VOC pada 1799? Historiografi Indonesia akan menjawabnya dengan korupsi. Mengutip Mahmud Ashari, VOC bubar disebabkan oleh praktek menumpuk harta kekayaan, yang seharusnya diserahkan kepada VOC, untuk kepentingan pribadi.

Secara historis, korupsi merupakan salah satu faktor penentu runtuhnya VOC. Akan tetapi, korupsi pada masa VOC tidak seperti yang dibayangkan masyarakat Indonesia dewasa ini, yakni penggelapan uang.

Mengutip Furnivall dalam buku Netherlands India, kebangkrutan VOC disebabkan oleh adanya korupsi, yang diwujudkan dalam bentuk private trading yang dilakukan para petinggi VOC di Jawa. Barang dagangan, yang seharusnya dibawa ke Amsterdam atas nama VOC, justru tiba atas nama pribadi. Hal ini menyebabkan VOC gagal membayar dividen kepada para investor di Belanda. Pemasukan yang seharusnya masuk ke kas perusahaan, justru masuk ke kantong pejabat VOC di Batavia.

Menurut Sgouver dan Lent (2015), private trading pada mulanya dilakukan untuk membuat pemasukan perusahaan seimbang dan tidak bergantung pada monopoli VOC. Akan tetapi, kebijakan ini kemudian disalahgunakan oleh pegawai VOC, sehingga menimbulkan kerugian sebesar 80.000 gulden pada 1790.

Reproduksi peta Batavia, circa 1627, courtesy of Wikipedia

Pembukuan VOC memperparah kondisi ini. Dalam Merchant in Asia, Els M. Jacobs mengungkapkan bahwa para akuntan VOC seringkali tidak dapat memperkirakan harga jual dan harga beli komoditas, karena sangat fluktuatif. Hal ini menyebabkan kerancuan dalam pencatatan, menghasilkan kerugian bagi VOC.

Faktor lain yang mempengaruhi keruntuhan VOC adalah Perang Inggris-Belanda. Kondisi perang membuat perjalanan kapal dari Amsterdam ke Batavia rawan menghadapi hadangan pasukan Inggris. Banyak kapal VOC harus berlayar dengan bendera negara yang netral dalam perang, menghambat perdagangan komoditas dari koloni ke Belanda.

Keterlibatan VOC dalam suksesi kepemimpinan di Jawa juga menjadi salah satu faktor bubarnya perusahaan dagang ini. VOC harus turut campur dalam konflik kekuasaan yang tak berkesudahan. Alih-alih diuntungkan, ini menguras kas VOC. Perang yang berlarut-larut juga memaksa VOC untuk mengalihkan fokus, dari berdagang menjadi menjaga keberadaan koloni.

Sejarah Indonesia mencatat bahwa VOC runtuh pada 31 Desember 1799 karena perilaku korupsi yang membudaya. Apa benar demikian?
Pertempuran Dogger Bank antara Belanda dan Inggris, lukisan Thomas Luny, courtesy of Wikipedia

Titik akhir bubarnya VOC adalah pendudukan Belanda oleh Perancis. Pada masa itu, VOC dirasionalisasi oleh pemerintah kerajaan Belanda yang berada di bawah pengaruh Perancis. Menurut Justus van der Kroef, VOC dilikuidasi karena sistem ekonomi monopolistik yang ia lakukan dipandang tidak sesuai dengan kondisi Eropa saat itu.

Baca Juga  Siapa Dalang Musnahnya Perpustakaan Alexandria?

Pada akhirnya, korupsi bukan merupakan faktor penentu kejatuhan VOC. Ia merupakan satu dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, yang mengakhiri perjalanan VOC.

Referensi
[1] Furnivall, J.S. 1968. Netherlands India: A Study of Plural Economy. Cambridge: Cambridge University Press.
[2] Jacobs, Els. M. 2006. Merchant in Asia: The Trade of Dutch East India Company during the 18th Century. Leiden: CNWS Publication.
[3] Mahmud Ashari. “Belajar dari Kehancuran VOC karena Korupsi”. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-kisaran/baca-artikel/14472/Belajar-dari-Kehancuran-VOC-karena-Korupsi.html. diakses pada 19 Maret 2023.
[4] Sgourev, Stoyan V. dan Wim van Lent.  2015. “Balancing Permission and Prohibition: Private Trade and Adaptation at the VOC” dalam Social Forces. Vol. 93. No. 3.
[5] van der Kroef, Justus. 1948. “The Decline and Fall of Dutch East India Company” dalam The Historian. Vol. 10. No. 2.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *