Ketika Sukarno Lebih Mementingkan Politik Ketimbang Isi Perut Masyarakat
Melalui Ekonomi Terpimpin, Sukarno berharap dapat mengatasi masalah ekonomi yang sedang melanda Indonesia sejak 1950-an. Disayangkan, ia lebih sibuk mengisi perut masyarakat Indonesia dengan jargon politik alih-alih dengan nasi.